Minggu, 16 Juni 2013

completefeed

Buletin Teknik Pertanian Vol. 8. Nomor 2, 2003 47
Pakan merupakan salah satu faktor terpenting dalam
usaha ternak, karena keberhasilan usaha ternak sangat
ditentukan oleh pakan yang diberikan. Namun, kenyataan di
lapangan menunjukkan bahwa masih banyak peternak yang
memberikan pakan tanpa memperhatikan persyaratan
kualitas, kuantitas, dan teknik pemberiannya. Akibatnya,
produktivitas ternak kurang optimal, bahkan banyak
peternak mengalami kerugian akibat pemberian pakan yang
kurang sempurna.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 70% dari
produktivitas ternak dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan
30% lainnya oleh faktor genetik. Di antara faktor lingkungan
tersebut, aspek pakan mempunyai pengaruh yang paling
besar yaitu sekitar 60%. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun
potensi genetik ternak tinggi, tetapi bila pakan yang diberikan
tidak memenuhi persyaratan kualitas dan kuantitas, maka
produktivitas yang tinggi sulit untuk dicapai.
Di samping mempengaruhi produktivitas ternak, pakan
juga merupakan komponen terbesar dalam biaya produksi,
dapat mencapai 60-80% dari keseluruhan biaya produksi.
Dengan demikian, dalam memproduksi pakan tidak hanya
perlu memperhatikan kualitasnya saja, tetapi harga pakan
juga harus ekonomis, murah, dan terjangkau oleh kemampuan
peternak (Siregar, 1994).
Kebutuhan akan energi dan protein untuk domba di
daerah beriklim sejuk telah banyak dilaporkan, antara lain
oleh Van de Wiel et al. (1976), Doney (1979), dan Russel
(1979). Namun, informasi mengenai kebutuhan energi dan
protein domba di daerah tropika basah, seperti domba lokal
Indonesia relatif terbatas (Mathius, 1999).
Pakan domba dapat berupa pakan hijauan seperti rumput
maupun pakan buatan. Complete Feed merupakan pakan
yang dibuat dari limbah pertanian seperti kulit kacang, tumpi
jagung, jerami kedelai, tetes tebu, kulit kakao, kulit kopi,
ampas tebu, pucuk tebu, tongkol jagung, bungkil biji kapuk,
dedak padi, onggok kering, dan bungkil kopra. Pakan
tersebut diformulasikan sedemikian rupa sehingga semua
nutrisi kebutuhan ternak domba bisa terpenuhi.
Meskipun sampai saat ini sumbangan daging domba
terhadap total produksi daging yang berasal dari ruminansia
baru mencapai 10% (Direktorat Jenderal Peternakan, 1995),
pengembangan domba perlu digalakkan sebagai salah satu
upaya mengurangi impor daging sapi. Selain untuk memenuhi
substitusi kebutuhan daging sapi dalam negeri,
usaha pengembangan ternak domba juga membuka peluang
untuk memenuhi permintaan pasar luar negeri (Praharani,
1999).
Percobaan ini bertujuan untuk membuktikan bahwa
pemeliharaan domba tidak selalu harus mengandalkan rumput
sebagai pakan, tetapi pakan tersebut bisa diganti dengan
pakan alternatif antara lain pakan buatan pabrik yaitu
Complete Feed.
BAHAN DAN METODE
Percobaan dilaksanakan di Desa Selopuro, Kecamatan
Selopuro, Blitar, Jawa Timur pada bulan Februari 2002.
Domba jantan bakalan yang digunakan berjumlah 100 ekor
dengan umur 5-8 bulan dan bobot badan awal 15-20 kg. Pada
umur 5 bulan, kadang-kadang bobot badan domba sudah
mencapai 15 kg. Domba dipelihara dalam kandang berukuran
1 m x 1,20 m untuk setiap 3 ekor domba. Domba sengaja
ditempatkan agak berdesakan agar tidak banyak kalori yang
terbuang. Tempat pakan yang terbuat dari papan diletakkan
di depan kandang dan tempat minum yang terbuat dari
paralon besar diletakkan di belakang kandang.
Domba diberi obat cacing Calbasen cair S/G dengan
dosis 4 ml/ekor melalui mulut. Pakan yang diberikan adalah
Complete Feed tanpa ditambah rumput. Rata-rata takaran
pemberian pakan pada bulan pertama adalah 0,8 kg, bulan
kedua 1 kg, bulan ketiga 1,2 kg, dan bulan keempat 1,3 kg/
ekor/hari. Pakan diberikan 2 kali sehari pada pagi dan sore
hari, sedangkan air minum diberikan terus menerus
(adlibitum). Pakan dicampur dengan Prima Joss dengan dosis
25 ml/ekor/hari yang berfungsi untuk menambah nafsu makan
ANALISIS BIAYA PEMELIHARAAN DOMBA DENGAN COMPLETE FEED
Sugiyane Mahaputra1, Pudji Kurniadhi2, Rokhman3, dan Kadiran4
1Ajun Teknisi Litkayasa Madya pada Loka Penelitian Sapi Potong,
Jln. Pahlawan 5 Grati, Pasuruan 67184, Telp. (0343) 481131
2Ajun Teknisi Litkayasa Madya pada Balai Penelitian Veteriner, Jln.
R.E. Martadinata 30, Bogor 16144, Telp. (0251) 331048, Faks.
(0251) 336425
3Ajun Teknisi Litkayasa Madya pada Balai Penelitian Ternak, Kotak
Pos 221 Ciawi, Bogor 16002, Telp. (0251) 321879
4Ajun Teknisi Litkayasa pada Balai Penelitian Ternak
48 Buletin Teknik Pertanian Vol. 8. Nomor 2, 2003
dan mengurangi stres. Pengamatan dilakukan terhadap
bobot badan domba dengan cara ditimbang pada awal dan
akhir periode pemeliharaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemeliharaan domba tanpa rumput dan diganti dengan pakan
buatan pabrik (Complete Feed) ternyata cukup menguntungkan
dilihat dari segi biaya, tenaga, dan waktu. Dalam
masa pemeliharaan 4 bulan, bobot badan domba dapat
mencapai 35-40 kg. Analisis usaha pemeliharaan domba tanpa
rumput untuk 100 ekor selama 4 bulan disajikan pada Tabel 1.
Pemberian obat cacing dan penambah nafsu makan
dimaksudkan untuk membunuh parasit dan meningkatkan
nafsu makan, sehingga pertumbuhan domba dapat berkembang
sesuai dengan yang diharapkan.
KESIMPULAN
Pemeliharaan domba dengan Complete Feed cukup menguntungkan,
baik dari segi biaya, tenaga, dan waktu. Untuk
mendapatkan hasil yang optimal, bulu domba perlu dipotong
untuk mempermudah pengontrolan pertumbuhan, menghilangkan
kutu, dan mengurangi energi yang terbuang.
Domba juga perlu dimandikan minimal 2 minggu sekali untuk
menjaga kebersihan, meningkatkan nafsu makan, dan menjadi
lebih tenang.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Peternakan. 1995. Statistik Peternakan.
Direktorat Jenderal Peternakan, Jakarta.
Doney, J.M. 1979. Nutrition and the reproductive function in
female sheep. In The Management and Diseases of Sheep. The
British Council, London. p. 150-160.
Mathius, I W. 1999. Studi strategis kebutuhan energi protein untuk
domba lokal atas dasar jumlah anak dan rekomendasi Kearl.
Produksi. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan
Veteriner. Pusat Penelitian Peternakan, Bogor. hlm. 318.
Praharani, L. 1999. Evaluasi produktivitas induk domba sebagai
akibat seleksi laju produksi. Prosiding Seminar Nasional
Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian Peternakan, Bogor.
hlm. 200.
Russel, A.J.F. 1979. The nutrition of the pregnant ewes. In The
Management of the Diseases of Sheep. The British Council,
London. p. 221-240.
Siregar, S.B. 1994. Ransum Ternak Ruminansia. PT Penebar
Swadaya, Jakarta.
Van de Wiel, D.F.M., A.H. Visscher, and T.P. Dekker. 1976. Use
or radio immunoassay of plasma progresteron for predicting
litter size and subsequent adaptation of feeding level in sheep.
Proc. Nuclear Technique in Animal Production and Health.
IAEA, Viena. p. 547-553.
Tabel 1. Analisis usaha pemeliharaan domba dengan complete feed
untuk 400 ekor selama masa pemeliharaan 4 bulan
Biaya/keuntungan Nilai (Rp)
Pembuatan kandang dan peralatan
masa penyusutan 4 tahun 7.000.000 +
7.000.000
Biaya sarana produksi
Sewa tanah 300 m2 200.000
Pembelian 100 ekor domba bakalan
x Rp 250.000 25.000.000
Pakan (Complete Feed) 7.740.000
Prima Joss 1.200.000
Obat cacing 80.000
Upah tenaga kerja 1 orang 1.000.000 +
35.220.000
Bunga modal 2%/bulan
(Rp 7.000.000 + Rp 35.220.000) x 8% 3.377.000
Penyusutan kandang (1 periode) 584.000 +
Total 39.180.000
Keluaran
100 ekor x 35 kg x Rp 14.000 49.000.000
Kompos 106 karung x Rp 3.000 318.000 +
49.318.000
Keuntungan 10.138.000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar